Bekasi, Deltanews.co.id – Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi terus berupaya untuk para petani di wilayah Kabupaten Bekasi agar mendapatkan pupuk bersubsidi dengan menggunakan Kartu Tani.
Penerbit Kartu Tani untuk Wilayah Jawa Barat melalui Bank Mandiri. Hal ini penggunaannya dilakukan untuk meminimalkan penyelewengan penggunaan pupuk. Selain itu, melalui kartu, penyerapan dan distribusi pupuk bisa lebih terpantau.
Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu mengatakan dengan adanya kartu Tani maka para petani akan memudahkan dalam pembelian pupuk yang bersubsidi, Jum’at, (1/3/2019).
Para petani lebih mudah membeli pupuk di kios-kios yang telah ditunjuk atau bekerjasama dengan bank Mandiri. Dengan menunjukan kartu tani para petani dapat membeli dengan ketentuan perhektare sebanyak 200 kilogram pupuk.
“Tinggal di tunjukan saja kartunya, besaran kan sudah ada ketentuannya, nanti tingggal digesek lewat mesin EDC (Elektronik Data Capture) yang tersedia di distributor pupuk. Jumlah subsidi yang diterima petani berdasarkan lahan garapannya, maksimal pembelian pupuk subsidi kan untuk lahan 2 hektar atau 400 kilogram pupuk,” ucapnya.
Maka dari itu para petani di haruskan mempunyai Kartu Tani. Menurut Nayu, petani di Kabupaten Bekasi sudah 70 persen mempunyai kartu tani.
Kartu tani sangat mudah didapatkan oleh petani dengan cara berkoordinasi dengan penyuluh. Hanya membawa Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Perwakilan dari kami (Dinas Pertanian-red) di wilayah yakni penyuluh kan sudah ada, tinggal daftar bawa KK, KTP, nanti kami buatkan melalui aplikasi simultan. Tentunya kami akan usahakan semua petani mempunyai Kartu Tani,” ujarnya.
Perlu diketahui saat ini lahan tanam padi yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebanyak 48 ribu Hektare. Jumlah tersebut nantinya yang akan diajukan sebagai Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).
Selain lahan tanam padi, di Kabupaten Bekasi masih ada potensi lahan holtikultura jenis kacang-kacangan. Seperti yang dicanangkan oleh kementrian pertanian untuk kalangan muda harus merubah pola fikir bahwasannya bidang pertanian dapat membawa kesuksesan.
“Kedepan kita akan menanam kacang tanah di wilayah selatan. Jadi kita harus bisa memberikan pandangan bahwa pertanian itu dapat menghasilkan uang yang besar, apalagi bisa sampai di ekspor,” terangnya.
Hal ini menunjukan bahwa komitmen pemerintah daerah dengan masyarakat untuk sama-sama mengembangkan pertanian sesuai dengan visi nasional sebagai negara swasembada pangan.
Penulis : Lilis