DeltaNews.co.id
Kabupaten Bekasi – Mantan Ketua Front Pembela Honor Indonesia (FPHI) Kabupaten Bekasi, Suhermin, ungkap persoalan guru honor sebenarnya. “Persoalan jastek, tunjangan lainnya yang berkaitan dengan kesejahteraan sebenarnya sudah direalisasikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Memang, kawan-kawan yang kemarin Long Match ke Istana itu belum dibayar. Alasannya, salah satu syarat pembayaran itu adalah penyesuaian kontrak atau Surat Keputusan (SK),” katanya kepada Deltanews.co.id, Kamis (29/04/2021).
Suhermin, sedikit mengungkap kronologis awal persoalan guru honor. Mulai adanya aksi sampai dengan Long Match ke Istana. Sekitar bulan Mei sampai September 2020 aksi dilakukan untuk menuntut kesejahteraan. Kemudian ada titik temu yang akhirnya terealisasi.
“Mungkin masih ingat demo lima hari. Setelah itu ada kesepakatan yang dibuat oleh pemkab dengan menyesuaikan APBD Kabupaten. Endingnya hampir semua honorer mendapatkan gaji sesuai dengan yang dituntut saat itu. Mengenai kondisi sekarang sebaiknya dikonfrontir bersama, pengurus FPHI lama dengan FPHI sekarang. Disitulah akan ketemu jawabannya,” ungkapnya yang diamini mantan Bendahara FPHI, Inge Angraeni, S.Pd.
Ketua EKA CENTER, RR. Ema Khlistiani Hati, S.Pd, juga mengungkapkan apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari pergerakan guru honor FPHI kubu yang lama. Bahwa sebelumnya banyak kepentingan yang diluar koridor FPHI sesungguhnya.
“FPHI bukan untuk menjadi lembaga atau wadah bisnis dan politik. Tapi faktanya langkah yang dilakukan rekan-rekan sudah mengarah kepada kepentingan. Kalau saya mau buka, saya pernah di fitnah mendapatkan proyek ekatalog. Padahal yang ingin mendapatkan itu adalah kawan-kawan atau pengurus yang memiliki kepentingan dengan menunggangi FPHI. Maka sudah tepat, saudara Suhermin, menyarankan untuk konfrontir bersama agar kebenaran bisa terungkap,” pungkasnya.
Penulis : Madrawi